Beberapa waktu lalu di web Saham Gain ini (di kolom komentar salah satu postingan saya), ada pembaca bertanya mengenai saham breakout. Pertanyaannya seperti dibawah ini:
Saat rebound, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk breakout?
Kalau anda belum tahu apa itu saham breakout, anda bisa baca-baca pos saya disini: Strategi Trading Saham: Buy on Breakout. Saya juga pernah membahas praktik2 langsung menemukan saham breakout. Anda bisa mendapatkan praktik2nya disini: Panduan Simpel & Efektif Menemukan Saham Bagus.
Harus anda ketahui, di pasar saham itu tidak ada sesuatu yang pasti. Jadi kalau anda bertanya: Setelah saham breakout dari resisten tertentu / setelah saham memberikan konfirmasi breakout, berapa lama saham tersebut bisa naik?
Maka jawabannya: Tergantung dari kondisi saham, terutama kondisi market itu sendiri. Apakah setelah breakout saham bakalan naik sampai seminggu? Sebulan? Atau cuma sehari-dua hari? Semua mungkin terjadi.
Di pos ini, saya mau berbagi sedikit banyak pengalaman saham breakout tersebut, terutama menyangkut berapa lamanya saham bisa naik setelah breakout.
Cepat lamanya suatu saham breakout, bisa tergantung dari kondisi market (IHSG). Ada tiga skenario yang sering terjadi di pasar saham kita:
1. Market lagi jelek / koreksi tajam
Ketika market lagi turun-turunnya (bukan cuma koreksi biasa, tapi market benar2 lagi anjlok), atau ketika market lagi sepi transaksi tapi IHSG berada dalam kondisi yang sulit naik, maka biasanya saham2 yang sudah memberikan sinyal breakout, naiknya tidak bertahan terlalu lama.
Umumnya 1-3 harian, dan setelah itu, saham akan turun / cooling down. Hal ini karena ketika market lagi jelek, trader juga berpikir untuk menaikkan saham sampai ke resisten maksimal, sehingga kebanyakan trader hanya memanfaatkan momentum-momentum pendek untuk take profit.
Kalau anda nggak percaya, anda bisa perhatikan sendiri nanti ketika ada momen2 di mana market lagi lesu-lesunya. Maka saham2 yang sudah breakout ini, naiknya nggak terlalu bertahan lama.
2. Market lagi tidak banyak gejolak
Ketika market tidak lagi banyak gejolak, tidak banyak sentimen negatif atau positif, saham-saham yang sudah breakout, umumnya bisa naik lebih lama lama, yaitu sekitar 1 mingguan. Sehingga saham2 breakout ini cocok digunakan untuk swing trading. Baca juga: Tips dan Strategi Swing Trading Saham.
3. Market lagi bullish / euforia
Ketika market lagi bullish atau lagi bagus-bagusnya, maka saham2 yang breakout ini umumnya bisa naik diatas 1 minggu sampai 1 bulan. Sehingga, kalau market lagi bullish dan ada saham pola breakoutnya bagus (setelah koreksi tajam), saham2 tersebut sangat bagus buat disimpan (hold).
Jadi nggak heran kalau trading di saham breakout sering dikaitkan dengan strategi swing trading, karena saham2 yang breakout umumnya bisa naik lebih lama kalau kondisi marketnya lagi bagus atau nggak banyak gejolak.
Harus diakui, kondisi market cukup mempengaruhi kondisi suatu saham. Walaupun banyak trader yang mengatakan:
"Kalau mau trading itu, analisa sahamnya bukan IHSG-nya". But, praktiknya nggak semudah teori. Dalam menganalisa saham, anda juga perlu menganalisa dan melihat kondisi IHSG-nya (except anda tradingnya di saham2 gorengan), terutama anda yang mau melakukan swing trading dengan cari saham breakout, maka selain anda harus memilih saham yang bagus secara teknikal, kondisi market juga harus anda lihat.
Tapi intinya, soalnya di saham tujuan kita semua adalah cari profit, cari duit, maka sebenarnya nggak ada masalah saham mau breakout-nya cuma 2 hari atau sebulan.
Selama, anda bisa menyesuaikan dengan strategi trading, peka terhadap market, mampu mencari saham2 yang punya pola bagus, anda tetap punya kesempatan untuk profit dari saham2 breakout tersebut, walaupun mungkin jangka waktunya take profit-nya bervariasi.
Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.