Saham Small Cap di Pasar Saham

Anda pasti sering mendengar istilah saham-saham small cap. Sesuai namanya, saham small cap berarti adalah saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar kecil di Bursa Efek Indonesia. 

Yang dimaksud saham small cap di pasar saham Indonesia adalah saham yang memiliki nilai kapitalisasi pasar dibawah Rp1 triliun. Kapitalisasi pasar adalah harga saham x jumlah saham beredar. Anda bisa baca kembali beberapa kriteria saham2 berdasarkan market cap-nya disini: Jenis Saham Berdasarkan Kapitalisasi Pasar. 

Besar kecilnya kapitalisasi pasar sangat mempengaruhi likuid tidaknya saham. Logikanya, kalau jumlah saham beredar perusahaan sangat kecil, maka semakin sedikit saham yang bisa ditradingkan, sehingga otomatis harga sahamnya jadi tidak likuid. 

Jadi sebagai trader maupun investor saham, mengetahui saham2 apa saja yang punya market cap besar dan kecil itu penting. Pada umumnya, saham-saham small cap yang sering saya amati memiliki ciri-ciri / tipikal saham sebagai berikut:

1. Sahamnya tidak likuid 
2. Bid-offernya cenderung tipis / sedikit antrian harga 
3. Pada umumnya, naik-turun sahamnya tidak stabil
4. Banyak saham small cap merupakan saham tidur (tidak bergerak)
5. Volume saham cenderung tipis 
6. Kinerja fundamental tidak terlalu bagus
7. Harga sahamnya cenderung murah (secara nominal) 

Dapat saya katakan saham2 small cap itu kurang lebih adalah SAHAM GORENGAN. Yup, saham gorengan biasanya memiiki ciri-ciri seperti poin2 diatas, dan memang mayoritas saham gorengan / saham yang rentan 'digoreng' bandar adalah saham-saham yang kapitalisasi pasarnya sangat kecil. 

Ada banyak sekali contoh saham small cap. Misalnya: BAJA, KAYU, LMAS, POSA, DEAL, CNTX dan masih banyak lainnya. 

Harus saya akui, sebagian besar saham di Indonesia masuk dalam saham small cap, karena banyak sekali saham2 di Bursa Efek yang likuiditasnya sangat rendah, dan saham2 tidur yang cukup banyak. 

Dalam perkembangannya, Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan klasifikasi saham2 small cap yang punya likuiditas dan kelangsungan usaha yang cukup baik. Salah satunya BEI menerbitkan Indeks IDX SMC Liquid (Small-Mid Cap Liquid Index).
Indeks ini terdiri dari 13-15 saham yang punya nilai kapitalisasi pasar Rp1-50 triliun, dengen memperhatikan aspek likuiditas, kinerja keuangan, nilai transaksi, free float. Baca juga: Indeks Saham BEI. 

Tetapi sesuai namanya, saham2 yang ada di indeks ini bukan hanya saham2 small cap saja, namun ada saham-saham mid capnya juga. Dan setelah saya googling, ternyata sebagian besar saham2 di indeks IDX SMC Liquid memang lebih banyak diisi saham-saham mid cap. 

tidak semua saham small cap adalah saham yang benar2 jelek secara teknikal / fundamental. 

SAHAM SMALL CAP COCOK UNTUK SCALPING TRADING

Kesimpulannya, saham-saham small cap adalah saham kurang untuk ditradingkan terutama untuk di-hold dalam waktu agak lama, mengingat pergerakan mayoritas saham small cap memiliki risiko besar. 

Kalau anda ingin memilih saham small dan middle cap untuk trading, anda bisa pertimbangkan untuk memilih saham2 yang ada di indeks-indeks yang diterbitkan BEI, tapi dengan catatan, anda harus cek analisa teknikalnya juga. 

Mengingat saham-saham small cap pada umumnya punya pergerakan harga yang fluktuatif dengan nominal harga kecil, berdasarkan pengalaman saya, saham small cap lebih cocok digunakan untuk momen scalping trading (trading menitan). 

Cara-cara trading menitan dan memilih saham untuk scalping trading, pernah saya bahas strategi2nya disini: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading. Anda bisa pelajari cara-cara scalping trading, khususnya anda yang ingin bisa trading cepat.

Itulah penjelasan tentang saham small cap di pasar saham. Untuk anda yang punya keinginan beli saham-saham small cap hanya karena harga sahamnya cenderung murah, anda harus pertimbangkan kembali. Selalu cek analisa teknikal, analisa risiko dan pergerakan tiap saham sebelum trading. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Subscribe to receive free email updates:

Terkini